"Dengan mendapatkan data anak putus sekolah dan anak beresiko putus sekolah, nantinya bisa digunakan untuk mengarahkan pembangunan di bidang SDM secara signifikan.
Selama ini, antara pusat dengan daerah masih terjadi ketidaksinkronan terkait arah pembangunan," jelasnya.
Andi menambahkan, sistem informasi yang ada di desa memang ada banyak. Masing-masing memiliki kepentingan sendiri, sedangkan SIPBM akan digunakan untuk sinergitas pembangunan desa dengan tingkat atas (kabupaten/pusat). Selama ini, menurut Andi, antara daerah dengan pusat tidak tersambung dengan baik.
Baca Juga: Intip Pengelolaan Pariwisata yang Baik, Kebumen Kunjungi Trenggalek
"Harusnya daerah di seluruh Indonesia menyusaikan program pembangunan yang ada di pusat. Kadang prioritas pembangunan di daerah tidak diimbangi dengan prioritas pusat," tambahnya.***