Teguh Kuatno Gencarkan Aksi Edukasi Penggunaan Kaki Palsu Kepada Sahabat Disabilitas di Kebumen

8 September 2022, 16:56 WIB
Aksi edukasi oleh sahabat disabilitas kebumen kepada para penyandang disabilitas yang ada di Kebumen. /Teguh Kuatno SDK/

KEBUMEN TALK - Teguh Kuatno merupakan sahabat disabilitas yang bekerja sebagai teknisi kaki palsu di Japro Medika. Beliau menekuni pekerjaan tersebut dengan menggunakan kaki palsu yang digunakan olehnya sejak tahun 2015 silam.

Teguh Kuatno mengedukasi Sahabat Disabilitas dengan penguatan mental, pemberian edukasi pasca amputasi, dan kunjungan pada 3 bulan setelahnya dengan edukasi terkait tahapan yang dilakukan sebelum penggunan kaki palsu.

Edukasi dilakukan sebagai langkah awal untuk merangkul dan memberikan semangat kepada sesama sahabat disabilitas yang merasa saling membutuhkan dukungan.

Baca Juga: Belajar Seru dengan Bernyanyi ! Body Song Lagu Untuk Anak, Seperti ini Liriknya

Sahabat disabilitas yang menggunakan kaki palsu untuk berjalan umumnya menjalani amputasi karena berbagai sebab.

Penggunaan kaki palsu juga tak bisa serta-merta dipasangkan. Kaki palsu harus disesuaikan dengan kondisi penggunanya. Waktu pemasangannya juga tidak bisa dilakukan setelah amputasi selesai.

"Ketika kita seperti ini, jangan anggap semua musibah tapi ujian hidup dimana kita diberikan ujian yg sama atau amputasi. Ujian ini kita harus gali dan percaya semua pasti ada hikmahnya," tutur Teguh Kuatno saat ditemui oleh Jurnalis KebumenTalk.

Baca Juga: Ungkap Kasus Penganiayaan Santri Gontor, Polisi Lakukan Otopsi dan Hadirkan 16 Saksi

Selanjutnya, Teguh menuturkan untuk mengetahui lebih detail, ada beberapa rambu yang harus diperhatikan sebelum mengenakan kaki palsu.

"Seseorang yang kaki
atau tangannya diamputasi baru bisa memakai kaki atau tangan palsu enam bulan setelahnya. Pemasangan kaki palsu sebelum 6 bulan pasca-amputasi berisiko tinggi pada bekas operasi," ujar Teguh Kuatno Teknisi kaki palsu dari Japro Medika.

Perlu adanya perhatian khusus pasca amputasi dari pihak keluarga kepada sahabat disabilitas agar lebih terkontrol.

"Kalau dari luar memang terlihat sudah kering bekas luka amputasinya, tapi bagaimana kondisi di dalamnya enggak diketahui," kata Teguh kepada Jurnalis KebumenTalk.

Baca Juga: Sedang Berlangsung, Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Kebumen Hari Ini Kamis 8 September 2022

Ketika memakai kaki palsu, terjadi penekanan pada bagian kaki yang diamputasi dengan kaki palsu. Jika luka amputasi belum pulih benar kemudian dipaksakan menggunakan kaki palsu, menurut dia, berpotensi terjadi luka baru atau bahkan sampai lepas jahitan.

"Itu yang berisiko tinggi, umur pengguna kaki palsu juga mempengaruhi kemampuan penggunaannya," ucapnya.

Sahabat disabilitas yang baru menggunakan kaki palsu pada usia di atas 50 tahun, kata Teguh umumnya kesulitan menjaga keseimbangan. Sebab itu, dia menyarankan sebelum menggunakan kaki palsu belajar berjalan dengan tongkat terlebih dahulu untuk melatih keseimbangan. 

Sahabat disabilitas yang menggunakan kursi roda dan masih bisa berjalan tidak disarankan langsung memakai kaki palsu untuk berjalan.

Baca Juga: Sejarah Perjalanan Fiorentina Masuk Serie A Italia Dimulai 1926: Pernah Berada di Bawah Rezim Fasis

Teguh menyarankan agar sahabat disabilitas menjauhkan diri dulu dari kursi roda dan belajar berdiri dengan tongkat, kemudian berjalan perlahan.

"Kalau masih bisa berjalan, jangan terlalu lama di kursi roda karena bisa memicu malas," ujarnya.

Melalui edukasi rutin yang Teguh lakukan, dirinya berharap sebagai sahabat disabilitas dapat memacu semangat kepada penyandang disabilitas untuk tetap berkarya ditengah keterbatasan yang dimiliki.***

Editor: Muhammad Mugi

Tags

Terkini

Terpopuler