Network
KEBUMEN TALK - Jika berbicara tentang Yamaha, pasti nama Valentino Rossi tidak akan luput dari pembahasan. Karena anggapan publik yang sudah terdikter bahwa Yamaha adalah Valentino dan Valentino adalah Yamaha.
Hal itu tak terlepas dari kontribusi besar Rossi yang berhasil mengangkat “derajat” Yamaha di MotoGP usai bergabung pada tahun 2004 silam.
Sudah 12 tahun absen memenangi balapan kelas teratas, Yamaha akhirnya kembali meraih kemenangan pada balapan perdana MotoGP 2004 yang juga merupakan balapan pertama Rossi bersama pabrikan asal Jepang itu.
Tidak hanya berhasil mengembalikan Yamaha menjadi motor juara. Rossi juga telah mempersembahkan empat gelar juara dunia pembalap selama 16 musim berseragam Yamaha.
Baca Juga: Terancam Pensiun Dini, Marc Marquez: Hidup Saya Tak Ada Artinya Tanpa Sepeda Motor
Meski sukses di Yamaha, namun ternyata awalnya kedatangan Rossi ke pabrikan yang bermarkas di Iwata itu sempat mengalami penolakan, terutama dari jajaran petinggi Yamaha.
Hal ini diungkapkan oleh Davide Brivio saat mengikuti wawancara dengan Motorsport.com.
Brivio yang menjadi salah satu otak dibalik hengkangnya Rossi dari Honda ke Yamaha mengaku idenya itu sempat ditentang oleh petinggi Yamaha.
“Awalnya Yamaha tidak mau merekrut Valentino Rossi. Ada orang yang percaya bahwa jika (Yamaha) menang, semua orang akan berpikir bahwa kelebihannya (Rossi) yang akan menjadi miliknya,” ucap Davide Brivio kepada Motorsport.com, dikutip KebumenTalk.com dari Tuttomotoriweb.it.
Baca Juga: Bhabinkamtibmas Bersama Warga Argopeni Ayah Kerja Bakti Singkirkan Material Longsor
