Khutbah Jumat : Peranan Ulama Menjaga Akidah Umat oleh Dr. Tgk. KH. Amri Fatmi Anziz, Lc, MA

- 17 Juni 2022, 13:36 WIB
Ilustrasi Khutbah Idul Adha Lengkap 2022 dengan Tema Manusia Paling Bahagia.
Ilustrasi Khutbah Idul Adha Lengkap 2022 dengan Tema Manusia Paling Bahagia. /Pexels / Pixabay.

Bila ulama menjauh dari masyarakat bawah dan problem mereka, maka menjauh pula sebagian besar masyarakat dari tuntunan agama, akan menjauh pula kehidupan masyarakat bawah dari Islam. Akan termarginalkan pula Islam dari sebagian besar masyarakat. Ini petaka besar. Sabda Nabi SAW:

Artinya : “Sehingga saat tidak ada lagi orang alim, mereka akan mengangkat para pemimpin/pemuka yang jahil…"

5. Merawat Akidah Islam yang Simple dan Mudah

Menjaga akidah Islam yang mudah dan jelas bagi seluruh masyarakat yang awam. Karena akidah adalah awal kewajiban Islam, fundamen Islam, akidah sulit dan berbelit-belit akan menyusahkan orang masuk Islam dan menyulitkan mereka mengamalkan Islam. Iman Akidah mesti simple dan mudah. Imam Al-Ghazali menjelaskan : Yang wajib diyakini oleh seorang mukallaf minimal adalah apa yang bisa diterjemahkan dari makna kalimah "La illaha ilallaah Muhamadar Rasulullah". Apabila seseorang sudah membenarkan Rasul, maka mesti ia membenarkan sifat-sifat Allah subhanahu wata'ala yang sempurna, Maha hidup, Mengetahui, Maha melihat Maha mendengar dan tidak ada yang menyerupaiNya sesuatu apapun.

Kita sangat menyayangkan saat narasi keilmuan akidah yang sampai ke telinga orang awam hari ini adalah narasi perdebatan, perselisihan dengan tema-tema rumit. karena terdapat tema ilmu akidah dan ilmu kalam yang hanya cocok dibahas dikalangan para ulama dan pakar, namun sudah terbuka diakses oleh orang awam. Mulai dari perdebatan tentang sifat Allah SWT, sampai perdebatan takdir dan takfir.

Para ulama akidah berkewajiban menjelaskan syubhat akidah yang dihadapi oleh masyarakat dengan berbagai tingkatan mereka. Para ulama memakai metoda yang tepat dan sesuai dalam meluruskan syubhat akidah. Bagi kaum terpelajar menjaga metoda dialog dengan cara yang bijak dan argument yang bijak dan jelas.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …" (QS. An-Nahl : 125).

6. Merawat Pemahaman Akidah Islam yang Wasathiyah

Pemahaman akidah ahlusunnah waljamaah yang wasathiyah terbukti mampu menjawab banyak problem yang muncul di masyarkat sepanjang sejarah. Menjawab syubhat Khawarij, Syi'ah sampai tenggelamnya ajaran sekte Muktazilah adalah bukti konkrit kehandalan akidah wasathiyah Ahlusunnah. Wasthiyah antara pemahaman tekstual dan logika, pertengahan antara kaum tanzih dan kaum tasybih, pertengahan dalam pemahaman hubungan tanggung jawab hamba atas perbuatannya dan prinsip takdir Allah SWT atas segala sesuatu. Pertengahan antara nasib pelaku dosa besar dengan luasnya pengampunan Allah SWT.

Halaman:

Editor: Muhammad Khasbi M.

Sumber: istiqlal.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah