Ingin Geopark Kebumen Masuk UNESCO Global Geopark, Arif Sugiyanto Ungkap PRnya

- 5 September 2023, 14:05 WIB
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto bertindak sebagai pembina upacara peringatan Hari Jadi Kebumen ke-394 di Pantai Logending, Ayah pada Senin, 21 Agustus 2023.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto bertindak sebagai pembina upacara peringatan Hari Jadi Kebumen ke-394 di Pantai Logending, Ayah pada Senin, 21 Agustus 2023. /Diskominfo Kab. Kebumen

KEBUMEN TALK - Bupati Kabupaten Kebumen, Arif Sugiyanto mengatakan pemerintah daerah masih terus berupaya untuk menjadikan Geopark Kebumen masuk dalam Unesco Global Geopark (UGGp).

Namun ia mengungkapkan hingga saat masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dibenahi agar Geopark Kebumen bisa mendunia.

Menurutnya sarana prasarana menjadi hal penting, karena sarpras Geopark Kebumen belum cukup memadai untuk menguatkan branding Geopark Kebumen di kancah nasional mau pun internasional.

"Kemudian hal-hal yang sederhana, papan petunjuk, atau papan nama juga belum tersedia, lalu infrastruktur lain yang menjadi bagian dari Geopark Kebumen," kata Arif Sugiyanto di halaman Disarpus Kebumen, pada Minggu, 3 September 2023.

Baca Juga: Prediksi Skor Fleetwood Town vs Tranmere Rovers di Trofi Liga Inggris, Lengkap dengan Prediksi Line Up PemainBaca Juga: Prediksi Skor Fleetwood Town vs Tranmere Rovers di Trofi Liga Inggris, Lengkap dengan Prediksi Line Up Pemain

Bupati mengungkapkan Geopark di Kebumen awalnya muncul karena adanya ilmu bumi tentang bebatuan di Karangsambung.

Namun, untuk bisa masuk dalam UGGp, saat ini tidak bisa hanya konsep bebatuan yang diangkat. Geopark sebagai bisa menjadi lokomotifnya.

"Jadi Geopark itu mesinnya, tapi gerbongnya itu harus macam-macam. Ada gerbong geologi/bebatuan/ilmu bumi, ada gerbong pariwisata, ada gerbong kebudayaan, gerbong event, gerbong studi/pendidikan, dan gerbong marketing," terangnya.

"Kalau hanya batuan yang diangkat pasti orang akan cepat bosan. Makanya kemarin kita studi di Vietnam. Itu Mr Guy (Sekjen UGGp) menyarankan konsepnya dirubah agar lebih luas lagi, tidak hanya bicara soal bebatuan atau ilmu bumi, tapi harus dikaitkan dengan wisata, kebudayaan, ekonomi, event dan lainnya" tambahnya.

Baca Juga: Kunjungi Kampung Sapi PO yang Terbengkalai, Bupati Kebumen minta Dihidupkan Kembali

"Kalau yang kita gemborkan-gemborkan bahwa Kebumen adalah dasar samudera yang terangkat di Karangsambung, itu bisa dibilang sama saja dengan gunung Slamet, gunung Lawu, yang dulunya laut yang terangkat, karena bumi ini dulunya kan lautan. Jadi tidak ada yang menarik kalau hanya itu yang ditonjolkan," ungkapnya lagi.

Untuk itu, kata Bupati, perlu kolaborasi atau kebersamaan untuk bisa mewujudkan Geopark Kebumen masuk dalam UGGp. Karenanya sarpras dan sumber daya manusia ini menjadi sangat penting, saling berkaitan. Perlu juga diupayakan juga obyek utama yang akan dijadikan “maskot” yang menjadi tujuan banyak orang, dan menjadi identitas suatu kota/daerah.

"Kebumen harus punya maskot agar orang tertarik datang ke sini. Seperti halnya orang ke Jakarta itu pasti akan tertuju ke Monas atau Ancol. Nah di Kebumen ini kita belum punya maskot sebagai pintu gerbang Geopark, ini sedang kita garap. Kita juga tahu wisata di Kebumen sarprasnya masih cukup banyak PR," tambahnya.

Bupati menuturkan, mengapa Geopark Kebumen harus bisa masuk UGGp, yakni agar brandingnya semakin kuat. Kabupaten Kebumen bisa dikenal bukan hanya ditingkat nasional, tapi juga internasional. Pihaknya pun sudah menyiapkan Kawasan Geopark Kebumen di 22 kecamatan.

Baca Juga: Malta vs Gibraltar, Prediksi Skor, Berita Tim, Head to Head dan Lainnya 6 September 2023

"Pertanyaannya mungkin kenapa tidak semua (26 kecamatan), hanya di 22 kecamatan. Jadi geopark ini harus berkelanjutan, karenanya ini bisa menjadi tugas dari pemimpin daerah ke depannya untuk melanjutkan dari konsep yang sudah ada, sehingga ada inovasi-inovasi baru," terang Bupati.
Dengan adanya kawasan geopark Kebumen di 22 kecamatan, nantinya semua akan saling terkait. Sehingga orang datang ke Kebumen tidak hanya di satu titik/obyek, tapi juga ke titik/obyek lain.

"Misalnya setelah dari pantai atau dari kota akan kita tarik ke pedesaannya untuk melihat kearifan lokal. Seperti halnya kalau kita ke Jepang, kita juga disuguhkan dengan kearifan lokal dari masyarakat di sana, kira-kira seperti itu gambarannya.***

Editor: Muhammad Mugi

Sumber: Diskominfo Kabupaten Kebumen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah