Jelang Hari Jadi ke-393 Kabupaten Kebumen, Pusaka Puser Bumi dan Tombak Kiai Biring Dijamas, Ini Ritualnya

- 20 Agustus 2022, 11:18 WIB
Proses jamasan pusaka menjelang Hari Jadi ke-393 Kabupaten Kebumen
Proses jamasan pusaka menjelang Hari Jadi ke-393 Kabupaten Kebumen /Sudarno Ahmad Nashori/KebumenTalk

KEBUMEN TALK - Tiga pusaka yang selama ini disimpan di Rumah Dinas Bupati Kebumen dijamas.

Jamasan pusaka digelar di Ruang Arungbinang Komplek Pendopo Kabumian, Kebumen, Jumat, 19 Agustus 2022.

Ritual jamasan pusaka dilakukan menjelang Hari Jadi ke-393 Kabupaten Kebumen yang diperingati setiap tanggal 21 Agustus.

Baca Juga: GP Austria, Stefan Bradl: Bahkan Saran Marquez Tak Bisa Membuatku Lebih Cepat

Pusaka yang dijamas berupa dua tombak dan satu keris. Yaitu, Tombak Puser Bumi dan Tombak Kiai Biring, yang merupakan peninggalan Adipati KRT Arungbinang V.

Sedangkan, keris yang ikut dijamas yaitu Keris Naga Siluman.

Yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini juga dijamas 13 pusaka peninggalan Kiai Imanadi, Pendiri Masjid Agung Kauman Kebumen.

Selama ini 13 pusaka berupa tombak tersebut tersimpan di tempat penyimpanan Masjid Agung Kauman Kebumen.

Baca Juga: Rincian Lengkap Harga Emas Antam dan UBS Terbaru di Pegadaian Hari Ini Sabtu 20 Agustus 2022, Mulai 0,5 Gram

Jamasan pusaka dipimpin oleh Kanjeng Raden Arya Panji Arif Priyantoro Reksaningrat dan Kanjeng Raden Tumenggung Hargo Yahones Budoyonegoro dari Pakasa Pang Kebumen.

Hargo Yahones Budoyonegoro, mengatakan jamasan ini sebagai bentuk penghormatan agar benda-benda pusaka peninggalan leluhur tetap terawat dan terjaga keasliannya.

Pada prosesi jamasan ini menggunakan warangan, yakni sejenis bahan kimia.

Warangan berguna untuk membersihkan permukaan besi tosan aji (pusaka), sekaligus untuk lebih mempertajam pamor benda pusaka itu sendiri.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini Sabtu 20 Agustus 2022, Simak Syarat dan Lokasi Pelayanannya

Sesudah dipoles dengan warangan, guratan estetis batu meteor atau pamor dan inti baja pada benda pusaka menjadi tampak jelas dan terlihat kontras.

Hingga mudah dibaca dan dipahami apa arti pamor benda pusaka tersebut.

Beberapa piranti jamasan pusaka yang digunakan yaitu kembang setaman di antaranya mawar merah, melati, kanthil, mawar putih, kenanga.

Kemudian pewangi dengan bahan dasar bunga melati atau kayu cendana, jeruk nipis, atau belimbing wuluh, nampan atau baki, menyan(kemenyan) atau dupa(ratus), kelapa, hingga kuas cat.

Sedangkan air yang dunakan diambil dari tujuh sumber mata ir. Yaitu dari area Makam Wongsokerti di Desa Kutosari, Kecamatan Kebumen.

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Dosis 1, 2 dan Booster di Kebumen Hari ini Sabtu 20 Agustus 2022, Ini Lokasinya

Kemudian, kawasan makam Kiai Bodronolo di Desa Karangkembang, Alian. Selanjutnya, Makam Pangeran Bumidirjo di Desa Lundong, Kutowinangun.

Air Sendang Makam Arungbinang di Kebejen, Kutowinangun, Makam Kertinegoro di Desa Bojongsari, Alian.

Makam KRAA Purbonegoro Ambal, dan Sumur Tua Kolopaking yang berada di dalam Pasar Tumenggungan Kebumen.

Setelah dijamas, pusaka milik Pemkab Kebumen disemayamkan di di Pendopo Kabumian dan pusaka milik Masjid Agung dikirab dan dikembalikan ke Masjid Agung Kauman Kebumen.

Baca Juga: Begini Cara Menukar Uang Lama dengan Uang Baru Tahun Emisi 2022, Pesan Dulu Lewat Aplikasi Pintar, Gampang

Hadir pada acara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Ketua PCNU Kebumen KH Mohammad Dawamudin Masdar, Pengurus Yayasan Masjid Agung, serta sejumlah pejabat Pemkab Kebumen.***

Editor: Sudarno Ahmad Nashori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x