Setiap kali Bupati diudang acara, ia justru menginginkan tidak perlu ada jamuan mewah-mewah yang justru merepotkan masyarakat. Biarlah kata Bupati, jamuan itu apa adanya saja. Yang terpenting bagi dirinya adalah kebersamaan dan kekompakan.
"Tidak perlu repot-repot dengan jamuan yang mewah. Sama sekali tidak perlu, apalagi sampai mengadakan yang tidak ada dengan mencari ke sana ke kemari. Biar natural saja! Apa yang ada itu yang disajikan, karena yang penting di sini adalah kebersamaan, dan kekompakan," tandas Bupati.
Baca Juga: Final FA Cup: Salah Cedera, Liverpool Ditahan Imbang Chelsea di Babak Pertama
Selain, bisyaroh, Bupati juga menolak dan melarang pemberian parcel dalam setiap undangan acara. Meski demikian kadang masih ada masyarakat yang memberikan oleh-oleh Bupati yang itu merupakan dari hasil pertanian masyarakat. Jika itu yang diberikan, Bupati masih mau menerima.
"Kalau ada masyarakat yang ngasih hasil bumi, seperti jagung, pisang, singkong itu masih kita terima. Karena saya ingin ikut merasakan dari hasil jerih payah mereka dalam bertani yang Insya Allah itu penuh barokah. Tapi itu pun kadang kami masih suka menolak, karena takut merepotkan," terang Bupati.***