2 Juta Akun Penyebar Hoax, Diblokir Whatsapp

- 19 November 2020, 18:41 WIB
Langkah mengaktifkan fitur Disappearing messages di Grup WhatsApp.
Langkah mengaktifkan fitur Disappearing messages di Grup WhatsApp. /(ANTARA/Suryanto)

KEBUMEN TALK - Lebih dari 2 juta akun penyebar hoaks, telah diblokir Whatsapp pada Kamis, 19 November 2020.

Sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari ANTARA, hal tersebut, sejalan dengan fokus pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam memerangi penyebaran misinformasi saat pandemi.

Sejak 23 Januari hingga 18 Oktober, data internal Kominfo menunjukkan terdapat 2.020 konten hoaks seputar COVID-19 beredar di media sosial, sementara yang sudah diturunkan (take down) berjumlah 1.759.

Baca Juga: Tiga Keutamaan Membaca Surat Yasin

Kominfo dalam menangani konten yang berpotensi hoaks, selalu melakukan pengujian fakta, verifikasi, informasi yang masuk, ke beberapa pihak. Jika memang informasi tersebut, setelah diverifikasi adalah tidak benar, kementerian akan memberi "stempel" hoaks terhadap konten tersebut, hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Pangerapan.

"Kami perlu melakukan pengendalian, bukan untuk membatasi kebebasan berekspresi masyarakat atau kebebasan berpendapat. Tapi, situasi pandemi ini kami perlu meluruskan informasi-informasi yang salah agar tidak meresahkan masyarakat," kata Semuel Pangerapan.​​​​​​​

Terdapat tiga jenis infodemi, identifikasi Kominfo, yang beredar di Indonesia, yang pertama berupa disinformasi, yakni informasi sengaja dibuat salah untuk mendestruksi apa yang sudah beredar. Kedua, malinformasi yaitu info faktual, namun dibuat untuk orang tertentu dengan tujuan tertentu dan infodemi berupa misinformasi, yaitu informasi yang diberikan tidak tepat, namun, tidak ada unsur kesengajaan.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo: Guru Bakal Jadi Prioritas PNS 2021

WhatsApp telah mengembangkan mesin yang dapat mengidentifikasi sebuah pesan spam, hal tersebut disampaikan Sravanthi Dev selaku Direktur Komunikasi WhatsApp APAC. Meski demikian, dia mengatakan bahwa peran aktif dari pengguna WhatsApp juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah disinformasi ini.

"Ketika kamu melihat pesan berisi spam atau yang tidak ingin dilihat, kami ingin anda melaporkan pesan itu sebagai spam dan kita akan mengambil tindakan," kata Sravanthi Dev dalam jumpa pers virtual, Kamis.

Halaman:

Editor: Fathurohman Wahid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah