Indonesia Berpeluang Akselerasi Produk dan Jasa Halal Ke Pasar Internasional

- 17 November 2020, 19:14 WIB
Wapres Republik Indonesia Ma’ruf Amin.
Wapres Republik Indonesia Ma’ruf Amin. //Instagram.com//kyai_marufamin/

KEBUMEN TALK - Indonesia dinilai berpeluang melakukan akselerasi ekspor produk dan jasa halal ke pasar internasional, di tengah penurunan sektor industri halal global sebagai dampak pandemi COVID-19.

Di tengah pandemi, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar di Jakarta, Selasa menyatakan, tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata.

Selain sisi positif, ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil, sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Beri Warning Bagi Pelanggar Prokes di Daerah

"Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja, untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go ekspor," katanya, sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari ANTARA.

Hal demikian diungkapkan saat peluncuran secara virtual The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2020/2021 yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global.

pandemi COVID-19, Sapta menambahkan menurutnya telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi Islami, yang antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan.

Baca Juga: Sampai Saat Ini, Kasus Covid-19 Terus Meningkat

"Ekonomi Islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk Muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis Islami yang mempengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional yang ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal," katanya.

Undang Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH), merupakan strategi ekonomi Islami nasional Indonesia yang paling menonjol. Selebihnya, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia.

"Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada tahun 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia," kata Sapta yang juga mantan Wakil Menteri Pariwisata itu.

Baca Juga: UN Diubah Jadi Asesmen Nasional, MPR RI : Kita Dukung!

Dinar Standrard mengeluarkan The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) dalam setiap tahunnya, yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global.

Tahun ini peluncuran SGIER dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta secara hibrid, online, dan pertemuan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan COVID-19, Selasa.

Wapres KH Ma'ruf Amin yang hadir dalam peluncuran virtual itu menyatakan dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya. Bahkan masa pandemi COVID-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal.

Baca Juga: PJJ Tidak Efektif, Cak Imin: Pesantren Telah Memberikan Jalan Keluar

"Indonesia akan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024," kata Wapres.

Pada kesempatan itu, juga dihadirkan laporan Best Practice Indonesia dalam pengembangan sektor-sektor potensial perekonomian Islam seperti sektor keuangan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yang merupakan sektor yang dapat menjadi penggerak perekonomian Islam Indonesia yang siap tampil di panggung internasional.***

Editor: Fathurohman Wahid

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x