Pada awalnya, menurut laporan media setempat, penjual itu sempat bertanya apakah gadis itu warga negara Thailand atau bukan. Dirinya mengklaim bahwa siswa tersebut menjawab, berdiri atau tidaknya merupakan hak siswa tersebut.
Jawaban gadis tersebut, membuat penjual itu menyerang sang gadis, karena emosinya. Sedangkan, paman korban memberikan penjelasan bahwa keponakannya sedang merasa kesakitan karena menstruasi.
Baca Juga: 3 Kali Gagal Berturut-turut Daftar Kartu Prakerja, Gelombang 11 Punya Solusinya
Sehingga, paman korban membantah tuduhan tidak menunjukkan rasa hormat pada lagu kebangsaan seperti yang dituduhkan oleh si penjual.
Keluarga korban, mengungkapkan bahwa dirinya sedia untuk memaafkan si penjual, meski demikian mereka tetap membiarkan kasus tersebut ditangani oleh polis
Kepala Kantor Polisi Phra Nakhon Si Ayutthaya, Kolonel Pol Prawet Srinak mengonfirmasi tuduhan penyerangan telah diajukan terhadap si penjual.
Baca Juga: SBY: Gak Papa Kok Demo Anarkis, Mari Cek Faktanya!
Pelanggaran tersebut dapat membuat si penjual mendekam di penjara hingga satu bulan, atau denda hingga 10.000 baht (sekitar Rp4,7 juta).***