Akibat Diterkam Buaya di Sungai Batang Sikabau Sumbar, Satu Orang Ditemukan Tewas

19 Januari 2021, 13:17 WIB
Ilustrasi buaya /PIXABAY

 

KEBUMEN TALK - Rusdi (40), warga Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat yang diterkam buaya di Sungai Batang Sikabau ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka ditubuhnya, Selasa pagi.

"Benar, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 09.20 WIB," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Decky H Sahputra di Simpang Empat, Selasa 19 Januari 2021 sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari situs ANTARA.

Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi jenazah korban untuk dibawa ke daratan.

Baca Juga: Ilegal, Klinik Kecantikan di Penjaringan Jakarta Disegel Polisi

Sementara itu Koordinator Basarnas Pos Pasaman Zulfahmi membenarkan korban ditemukan meninggal dunia mengapung di pinggir sungai.

"Ada sejumlah bekas luka di tubuh korban. Tidak ada bagian tubuh korban yang hilang dan dalam kondisi utuh," katanya.

Menurutnya korban ditemukan oleh tim gabungan bersama masyarakat sekitar tiga kilometer arah hilir sungai dari lokasi awal hilangnya korban dalam keadaan masih pakai baju.

Baca Juga: Rambut Hidung Panjang? Bahaya Jika Dicabut, Begini Penjelasannya

"Saat ini korban dievakuasi untuk proses lebih lanjut," katanya.

Ia menjelaskan sejak mendapat informasi ada warga hilang diterkam buaya pada Minggu (171) pihaknya bersama tim BPBD, TNI, Polri dan masyarakat langsung melakukan pencarian korban.

"Pencarian terkendala air keruh sehingga tidak bisa melakukan penyelaman. Namun hari ini korban ditemukan mengapung di pinggir sungai," katanya.

Baca Juga: [UPDATE] Dengan Tinggi Kolom 500 Meter, Gunung Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas

Korban memang diduga diterkam buaya saat mengambil wudhu bersama anaknya yang berumur empat tahun pada Minggu (17/1) sekitar pukul 13.30 WIB.

Saat kejadian itu anaknya langsung melaporkan peristiwa itu ke istri korban. Namun karena dianggap anak-anak dianggap seloroh saja dan ibunya terus bekerja di ladang.

"Namun setelah sekian lama korban tidak muncul baru informasi dari anak itu dipercaya dan dilaporkan ke masyarakat lain," katanya.***

Editor: Muhammad Khasbi M.

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler