Kondisi Prancis Tertekam Setelah Adanya Serangan Brutal

- 30 Oktober 2020, 18:42 WIB
ilustrasi bendera Prancis.
ilustrasi bendera Prancis. /Pixabay


KEBUMEN TALK – Insiden ditikamnya orang Prancis di sebuah gereja di Kota Nice, membuat kondisi Prancis tertekam dan mendorong otoritas setempat mengeluarkan status siaga keamanan ke tingkat tertinggi.

Tragedi tersebut membuat berbagai kalangan menyampaikan kemarahan serta kesedihannya, seperti kelompok Muslim Prancis, tokoh agama Kristen, hingga para pemimpin dunia.

Bahkan beberapa orang menjadi korban penikaman, dan mengalami luka parah bahkan ada yang tewas di tempat kejadian akibat serangan keji tersebut.

Baca Juga: Maulid Nabi, Jokowi Ajak Masyarakat Untuk Meneladani Akhlak Nabi

Dilansir KEBUMEN TALK dari portaljember.pikiran-rakyat.com dalam judul 'Serangan Brutal di Gereja Prancis, Korban Luka Parah hingga Wanita 60 Tahun Hampir Terpenggal', seorang pria bersenjatakan pisau sepanjang 30 cm menyerang orang-orang yang berdoa di dalam Basilika Notre-Dame di Kota Nice.

Wanita berusia 60 tahun lehernya digorok oleh pria tersebut. Selain itu, Ia juga melukai seorang petugas gereja dan wanita lainnya sampai mengalami luka parah.

Beberapa wanita yang berusia 44 tahun berhasil keluar dari gereja menuju kafe terdekat, sedangkan wanita yang berusia 60 tahun tersebut tewas di tempat.

Baca Juga: Parah! Terlalu Fokus Google Maps, Minibus Terperosok di Maribaya Lembang

Walikota Nice, Christian Estrosi mengungkapkan bahwa dirinya sangat menyayangkan wanita tersebut tidak tertolong, akibat mengalami luka-luka yang sangat parah.

Menurut BMF TV sebelum meninggal dunia, wanita tersebut sempat berpesan, "Beri tahu anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka”.

Sampai saat ini, kedua identitas korban insiden tersebut belum disebutkan. Sedangkan si petugas gereja diketahui bernama Vincent Loques.

Baca Juga: Tanggap Bencana Alam, Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Kemanusiaan

Vincent dikenang sebagai sosok yang sangat baik oleh tokoh senior di gereja, Canon Philippe Asso. Ia juga merupakan ayah dari dua anak perempuan.

Serangan yang sangat mengerikan itu terjadi pada Kamis, 29 Oktober 2020 kisaran pukul 08.29 pagi waktu setempat.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap Samuel Paty, seorang guru yang dipenggal kepalanya karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya, beberapa hari sebelumnya terdapat ribuan orang berkumpul di seluruh Prancis.

Baca Juga: Kapolres Kebumen Ajak Pemuda Untuk Jauhi Narkoba dan Anti Anarkis

Tidak lama setelah itu, polisi di Kota Lyon mengungkapkan bahwa dirinya telah menangkap seseorang asal Afghanistan yang terlihat membawa pisau besar saat mencoba naik trem.

Sampai akhirnya, Polisi dikabarkan telah membunuh seorang pria yang mengancam orang yang tengah lewat dengan senjata api, dan
serangan lain dilaporkan di Kota Avignon, Prancis Selatan.***

Editor: Fathurohman Wahid

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah