Turun Tangan, Dewan Keamanan PBB Kutuk Kekerasan di Myanmar

- 11 Maret 2021, 18:52 WIB
Militer Myanmar / Reuters /
Militer Myanmar / Reuters / /

Namun, kalimat-kalimat tersebut dan yang mengarah kepada menguruk kudega telah dihapus dari rancangan teks.

Hal itu disebabkan China, Rusia, India, dan Vietnam menentang teks tersebut.

Baca Juga: Sadis! Putus Cinta, Pria Ini Bakar Rumah Mantan Kekasih di Curug Tangerang

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres berharap pernyataan DK bisa mendorong militer Myanmar untuk menyadari bahwa sangat penting semua tahanan untuk dibebaskan.

"Masih sangat di bawah kendali militer dalam banyak aspek yang membuat kudeta ini semakin sulit dipahami. Terutama tuduhan soal kecurangan pemilu oleh mereka yang sebagian besar menguasai negara," kata Guterres.

Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada dua anak pemimpin militer Min Aung Hlaing serta enam perusahaan yang mereka kendalikan denga tujuan meningkatkan tekanan terhadap militer Myanmar yang terus melakukan aksi kekerasan.

Baca Juga: Lolos Kartu Prakerja Gelombang 13? Berikut Tahapan Untuk Cairkan Uang Insentifnya

Sejak pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi dikudeta pada awal Februari 2021, sudah lebih dari 60 orang tewas dan sekitar dua ribu orang ditahan oleh pasukan keamanan.

Pada Rabu waktu setempat, pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan peluru karet yang membuat pengunjuk rasa anti junta terjebak hingga larut malam di dua distrik Yangoon.***

Halaman:

Editor: Muhammad Mugi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah