Ernest menilai, dengan memberikan penggambaran Bahwa anak SMA dinikahkan, lain cerita kalau misalnya Konfliknya terletak di anak SMA dinikahkan kemudian dia tidak bahagia Kita jadi belajar oh makanya nikah jangan terlalu muda, ini malah diromantisai, keluarganya seneng," ujar Ernest melanjutkan.
Baca Juga: Kecap Kentjana Kebumen Buka Lowongan Kerja, Simak Posisi dan Persyaratannya
Tak hanya itu, Ernest juga menegaskan bahwa televisi itu berbeda dengan tontonan streaming dan film dan ketiganya tentu tidak bisa dibandingkan.
"Masalahnya YouTube itu bukan tv, tv itu kanal publik maka orang-orang yang menumpang frekuensi milik negara tersebut punya tanggungjawab moral buat mengedukasi masyarakat beda sama konten streaming beda sama film beda sama YouTube jadi ya memang gabisa dibandingin," tegasnya.
Dengan menyebarkan kekhawatiran ini, Ernest menyatakan jika dirinya tidak berharap sinetron distop, akan tetapi pihak-pihak yang terkait lebih bisa menayangkan tayangan yang mengedukasi daripada yang mengandung makna negatif.***