“Kurikulum Merdeka dibuat sebagai pemulihan dari ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19,” lanjutnya.
“Kurikulum Merdeka dirancang lebih sederhana dan fleksibel. Penerapan kurikulum ini akan lebih fokus pada materi esensial dan membuat siswa lebih aktif,” imbuhnya.
Baca Juga: Hibur Anak-anak di Posko Pengungsian Banjir, MDMC Kabupaten Kebumen Datangkan Superhero Spiderman
Ghafur juga menjelaskan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka bersifat opsional atau pilihan bagi sekolah-sekolah yang bersedia untuk menerapkannya.
Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan bahwa dengan Kurikulum Merdeka, tidak ada penjurusan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Anak didik pada jenjang kelas XI dan XII diberikan kesempatan untuk menentukan pilihan sesuai minat dan bakatnya dengan pendampingan guru konseling.
***