KEBUMEN TALK - Kesenian Ondel-ondel semakin dikenal masyarakat Indonesia karena keunikannya. Hingga saat ini, Ondel-ondel masih dilestarikan dan tidak jarang muncul di tengah-tengah masyarakat.
Ondel-ondel merupakan kesenian khas dari Suku Betawi, yang banyak mendiami wilayah Jakarta dan sebagian Jawa Barat.
Wujud Ondel-ondel yang seperti orang bertubuh besar dengan lantunan musik, membuat orang tertarik ingin melihatnya.
Baca Juga: Baru 5 Menit, Klaim Kode Redeem FF Server Indonesia Kamis 30 September 2021
Disamping itu, beberapa orang bahkan anak-anak ketakutan karena wajahnya seram. Namun, sekarang Ondel-ondel hadir dengan wajah yang lebih ramah.
Kesenian yang digerakkan dengan bantuan orang di dalamnya itu, memiliki filosofi fakta yang jarang diketahui oleh masyarakat.
1. Berasal dari kata 'Gondel-gondel'
Awal mulanya, Ondel-ondel sering disebut dengan 'Barongan'. Artinya Barengan, karena diarak secara bersama-sama.
Kemudian berubah istilah menjadi Ondel-ondel, yang asal katanya Gondel-gondel. Memiliki arti menggantung atau berayun yang dilihat dari cara berjalan.
2. Sebagai penolak bala
Zaman dahulu, Ondel-ondel tidak bisa dibuat sembarangan. Harus ada ritual khusus untuk membuatnya.
Hal itu sesuai dengan filosofinya sebagai alat untuk ritual penolak bala, sehingga mukanya dibuat seram.
Baca Juga: Penembakan Warga Toruakat dalam Konflik Aksi Protes Pertambangan PT. BDL Mendapatkan Perhatian JATAM
3. Memakai aksesoris warna-warni
Bahan pembuatan Ondel-ondel adalah anyaman bambu yang memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter.
Wajah Ondel-ondel laki-laki berwarna merah yang melambangkan keberanian. Sedangkan wajah perempuan berwarna putih yang menggambarkan kesucian.
Selain itu, pakaian yang dikenakan berwarna-warni serta hiasan yang berada di kepala pun memiliki warna yang beragam.
Baca Juga: Enggan Pikirkan Gelar Juara Dunia MotoGP, Fabio Quartararo: Saya Hanya Ingin Menang!
4. Hadir dengan wajah lebih ramah
Zaman modern ini, Ondel-ondel hadir dengan wajah yang lebih ramah dan baju yang dipakai berwarna cerah.
Kesenian ini dapat ditemukan pada pesta hajatan, pesta rakyat, maupun di jalanan.***