Pandemi Sebabkan Volume Limbah, Ini Penjelasannya!

- 13 November 2020, 15:40 WIB
 KLHK menggelar acara Bincang Undang-Undang dengan tema Hutan Sosial Untuk Lapangan Kerja dan Keadilan.
KLHK menggelar acara Bincang Undang-Undang dengan tema Hutan Sosial Untuk Lapangan Kerja dan Keadilan. /Dok. ppid.klhk

KEBUMEN TALK - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan kenaikan volume limbah medis sekitar 30-50 persen dan total limbah infeksius COVID-19 sampai 15 Oktober 2020 mencapai 1.662,75 ton.

"Terjadi kenaikan volume limbah medis antara 30 sampai 50 persen. Berdasarkan laporan dari 34 provinsi di Indonesia, sampai 15 Oktober 2020, tercatat ada 1.662,75 ton limbah COVID-19," kata Vivien.

Sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari ANTARA, bahwa hal demikian diungkapkan dalam acara Seruan Nasional Akselerasi Penanganan Limbah Medis, dipantau secara virtual dari Jakarta, Jumat, 13 November 2020.

Baca Juga: Investasi AS di Perusahaan Yang Terafeliasi Dengan China Dilarang Trump

Dengan adanya ungkapan tersebut penanganan limbah medis terutama di saat pandemi COVID-19 harus dilakukan dengan lebih serius, dikarenakan limbah medis COVID-19 masuk dalam kategori infeksius dan bisa menjadi mata rantai penularan penyakit tersebut.

Dikatakan Vivien, pengelolaannya harus dari hulu ke hilir dengan pengelolaan spesifik dan tercatat dari pembuatan sampai akhirnya dimusnahkan, karena limbah yang dihasilkan dari perawatan COVID-19 masuk dalam kategori B3.

KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri LHK tentang Pengelolaan Limbah Infeksius dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan COVID-19 sejak awal kasus COVID-19 ditemukan di Indonesia pada Maret 2020.

Baca Juga: Ebiet G. Ade - Lagu Elegi Esok Pagi, Berikut Lirik Lagu dan Chordnya

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr Kirana Pritasari menyatakan dukungan dari semua sektor diperlukan dalam penanganan limbah medis, sebab saat peningkatan limbah medis secara signifikan akibat pandemi menimbulkan tantangan dalam penanganannya.

Halaman:

Editor: Fathurohman Wahid

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah