Hampir 5 bulan persoalan kelangkaan minyak goreng masih menjamur di Negara nomor 1 penghasil sawit dunia.
“ Sekarang sudah 5 bulan, itu waktu yang sangat panjang untuk menyelesaikan satu masalah. Begitu njlimet, ruwet dan tidak ada ujung pangkalnya,” Kata I Nyoman Parta, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI-P. Dikutip oleh KebumenTalk.com dari TvoneNews.
Baca Juga: Jadi Pembalap Tercepat di Hari Pertama MotoGP Indonesia, Fabio Quartararo Memilih Merendah
Faktanya, waktu yang lama tak bisa membuat persoalan tersebut dapat segera teratasi. Sehingga tidak terlihat adanya pangkal masalah yang harus diselesaikan.
Lebih lanjut beliau menuturkan bahwa kebutuhan masyarakat nasional harus diutamakan di atas segalanya.
Persoalan tersebut terlihat sangat miris sekali jika dilihat sebagai Indonesia yang merupakan negara penghasil sawit.
Baca Juga: Erling Haaland Susul Mbappe ke Real Madrid, Inilah Tanggapan Xavi Hernandez!
“ Rakyat juga mengetahui bahwa Indonesia adalah negara penghasil sawit terbesar. Tetapi kita antri, rakyatnya antri, masyarakatnya antri minyak goreng,” tutur I Nyoman Parta, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI-P.
Beliau juga menuturkan bahwa di dalam tata kelola masalah ini, negara harus terlibat hulu dan hilir mengenai hal yang berkaitan dengan kebutuhan rakyatnya.
Kelangkaan minyak goreng ditemukan pada pasar tradisional hingga pasar modern. Tak ayal jika masyarakat mengeluh-eluhkan mengapa hal tersebut dapat terjadi.