Wapres Ma’ruf Amin sebut Ada Empat Kriteria Rais Aam PBNU, Apa Saja?

- 22 Desember 2021, 21:28 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma'ruf Amin.
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma'ruf Amin. /wapresri

KEBUMEN TALK - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut empat kriteria yang harus dimiliki oleh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Menurutnya, empat kriteria tersebut Rais Aam yakni antara lain faqih, berkarakter organisatoris serta mampu menjadi penggerak.

Hal itu ia disampaikan usai menjadi pembicara kunci pada peluncuran Buku Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama karya Ahmad Baso.

Baca Juga: Gelar Doa Bersama hingga Potong Tumpeng, PDIP Lampung Ikut Meriahkan Muktamar NU ke-34

"Kalau (sosok pemimpin ideal NU) itu kewenangannya ada di muktarimin. Kalau (sosok) Rais Aam, saya pernah membuat itu di Muktamar di Jombang, minimal saya ada empat kriteria, itu saya kira semua orang tahu," katanya dikutip dari Antara.

Karakter pertama, menurut Ma’ruf, ialah sosok yang paham terhadap aturan dan syariat Islam atau fakih.

Rais Aam yang memahami syariat Islam akan mampu menyelesaikan persoalan terkait kehidupan umat beragama Islam.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Bagian Tubuh Korban yang Tertabrak Kereta Api di Kroya

"Dia harus fakih, kalau Rais Aam ya, kalau dia nggak fakih nanti bagaimana dia bisa menyelesaikan persoalan, tidak ada patokannya," katanya.

Kemudian, tambahnya, Rais Aam juga harus berkarakter organisatoris karena PBNU merupakan suatu organisasi.

"Yang kedua itu munadzim, organisatoris. NU itu organisasi, jadi seorang pemimpin tertinggi itu harus mengerti organisasi, bagaimana meng-organise ini," tambahnya.

Baca Juga: Dukung Program Bupati 'Santri Sehat', RSDS Gelar Pengobatan dan Sunatan Massal

Selain itu, Wapres Ma’ruf menilai Rais Aam juga harus seseorang yang memiliki kemampuan sebagai penggerak dalam upaya memperbaiki kehidupan umat Islam.

"Kemudian, dia harus bisa menggerakkan, sebab NU itu gerakan ulama dalam memperbaiki umat atau dalam rangka meng-islah. Itu kalau (kriteria) Rais Aam, dulu saya pernah membuat itu," jelasnya.

Sementara terkait penentuan ketua umum Tanfidziyah PBNU, Ma’ruf Amin yang juga mustasyar PBNU tersebut menilai ketentuan tersebut menjadi kewenangan penuh para peserta Muktamar ke-34 NU.

Baca Juga: Demi Kembalikan Joan Mir Sebagai Juara Dunia, Suzuki Tengah Kembangkan Mesin dan Aerodinamika GSX-RR

Ma’ruf berharap sosok Tanfidziyah PBNU yang akan dipilih nantinya memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi dengan baik.

"Kalau yang tanfidh itu yang mampu melakukan organisasi, pelaksananya, tanfidz yang bisa menjalankan semua program yang sudah ada, itu nanti yang menentukan itu ya muktamirin peserta muktamar," ujarnya.***

Editor: Muhammad Mugi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x