Pemerintah Diminta KSP Untuk Terus Perhatikan Pembangunan di Papua di

- 1 Desember 2020, 13:38 WIB
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Edy Priyono. (Kantor Staf Presiden)
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Edy Priyono. (Kantor Staf Presiden) /Kantor Staf Presiden

Karena mereka bisa menjual barang dagangan ke luar daerah dalam jumlah lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Kehidupan ekonomi masyarakat meningkat mereka bisa menjual barang dagangan ke luar daerah dalam jumlah lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Karena masyarakat bisa lebih sering saling mengunjungi, perbaikan konektivitas juga memperbaiki kehidupan sosial.

Baca Juga: Pemerintah Dipastikan Luhut, Tetap Mempromosikan Pariwisata Komodo

“Pembangunan jalan mendorong penurunan biaya dan waktu tempuh,” ujar Edy

Sementara, indikator lainnya ialah Koefisien Gini Papua yang naik sedikit dari 0,392 (2015) menjadi 0,394 (2019). Sedangkan di Papua Barat membaik, yaitu dari 0,428 pada 2015 menjadi 0,386 pada 2019.

Lanjut Edy, dirinya menyamikan tingkat pengangguran terbuka dua promain jvinsi tersebut mengalami penurunan selama periode 2015-2019, yaitu dari 3,99 persen menjadi 3,65 persen untuk Papua dan dari 8,08 persen menjadi 6,24 persen untuk Papua Barat.

Baca Juga: Terkait Penangkapan Edhy Prabowo, Menko Polhukam Pastikan Pemerintah Tak Intervensi

Pertumbuhan ekonomi Papua pada 2019, Edy mengakui, pertumbuhan ekonomi Papua pada 2019 memang negatif, disebabkan oleh penurunan tajam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertambangan akibat transisi sistem produksi PT Freeport dari tambang terbuka menjadi tambang bawah tanah.

Tetapi jika dengan mengeluarkan sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi Papua 2019 cukup bagus, yaitu 5,03 persen saat pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen.

“Artinya kita bisa mengatakan bahwa secara umum distribusi pendapatan di wilayah Papua dan Papua Barat membaik,” ungkap Edy.

Halaman:

Editor: Fathurohman Wahid

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x