Covid-19 Melonjak Pertanda Gelombang ke-3, Ini Penjelasan Kemenkes

2 Februari 2022, 16:13 WIB
Ilustrasi virus Corona. Sembilan pemain Persib Bandung dilaporkan terinfeksi Covid-19 sehingga harus menepi saat berhadapan dengan Persikabo 1973. /Pixabay/mattthewafflecat

KEBUMEN TALK -  Penambahan kasus harian Covid-19 capai angka 10 ribu per harinya. Lonjakan kasus yang terjadi membuat tingkat keterisian tempat tidur di segenap Rumah Sakit turut meningkat.

Seperti yang terjadi pada DKI Jakarta keterisian tempat tidur  naik hingga 50 persen.

Sementara itu di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet yang juga tengah mengalami lonjakan pasien.

Baca Juga: Sinopsis Film Kukira Kau Rumah yang Disutradarai Umay Shahab

Varian Omicron yang kerap kali tidak menimbulkan gejala berat membuat penderitanya enggan melakukan tes, sehingga akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Meski banyak sekali pertanyaan mengenai lonjakan kasus Covid-19  yang kini terjadi dengan gelombang ketiga. Hingga kini Pemerintah belum memberikan informasi resmi mengenai hal tersebut.

Tentunya perlu adanya pengamatan yang dilakukan untuk membaca peningkatan kasus dengan pola yang terjadi. Sehingga kesimpulan yang dibuat sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: Warga Serbu Minyak Goreng di Pasar Murah yang Digelar Pemprov DKI Jakarta

“Apakah kemudian kita ini sudah masuk gelombang ketiga atau belum ini tentunya nanti akan kita sampaikan informasi secara resmi terkait hal ini tetapi artinya kita siap-siap kalau melihat pola selama sepuluh hari terakhir ini terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kemenkes RI.  Dikutip oleh KebumenTalk.com dari tvOneNews.

Terus terjadi kenaikan angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia yang mencapai kasus harian tinggi hingga belasan ribu. Seperti yang diungkapkan juru bicara Kemenkes RI.

“Yang kita tahu sebelumnya berada terus dibawah angka 200 kemudian terjadi peningkatan mencapai angka 500 kemudian langsung ke 1000, 3000, 8000, 10.000 dan kemarin bahkan menyentuh angka 16.000,” tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Rekap Transfer Bulan Januari: Newcastle United Jadi Klub Yang Paling Boros!

Ia juga menyatakan bahwa perlu melihat lebih lanjut terkait dengan adanya lonjakan kasus. Seperti mengukur tingkat kasus, pola, waktu, hingga jumlah peningkatan kasus. Sehingga tafsiran tidak melenceng dari fakta yang terjadi.

“Nah tentunya untuk menentukan yang kita sebut sebagai gelombang daripada epidemi, kita harus meilhat beberapa ukuran terkait mengenai tingkatan kasus yang terjadi. Polanya seperti apa kemudian waktu daripada peningkatan kasus tersebut dan jumlah dari peningkatan kasus tersebut,” Tutur dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes RI.

Sementara itu, Prof. dr. Trjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa kenaikan angka terus terjadi seperti pada tahun lalu.“Tadi kan dr. Nadia sudah bilang angka kita pernah seratusan kemarin lebih dari 15.000. Jadi sudah naik 150 kali lipat, itu pertama. Yang kedua saya ingatkan bahwa pada mei saya kebetulan lihat 15 mei itu angka kita 2.300. Kemudian terus-terus naik sampai menjadi 27.000 tanggal 3 Juni dan ditetapkan sebagai PPKM darurat.Jadi memang ada kenaikan dari 100 jadi 15.000. Jadi 150 kali lipat,” ujar prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Baca Juga: Kenakan Seragam Baru, Ini Potret Penampilan Satpam pada HUT KE-41

Lonjakan kasus yang terjadi naik seperti pada tahun lalu yang sekaligus ditetapkan PPKM darurat. Sedankan naik turun laju pertumbuhan kasus bisa dikatakan sebagai gelombang. Karena adanya kenaikan dan penurunan.

“Kalau saya lihat dari pengalaman yang lalu dari 2.300 naik jadi 27.000  yang ditetapkan sebagai PPKM Darurat. Jadi memang naik. Dan yang ketiga bicara gelombang, namanya juga gelombang ya seperti gelombang gitu ya, kalau kita lihat memang sudah 3 kali naik turun naik turun,” tammbahnya.

"Sekarang dunia juga sedang naik untuk yang ke-empat katakanlah. Jadi mau disebut gelombang atau tidak gelombang yang jelas kasus sudah naik tinggi dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya apalagi jika dibandingkan dengan katakanlah sebulan yang lalu,".***

Editor: Muhammad Mugi

Sumber: YouTube TVOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler