Soal "Vaksinasi Bodong", Ini Respon Ketua DPD RI La Nyalla Mattaliti

5 Maret 2021, 09:18 WIB
Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Virtual yang dihelat Majelis Nasional KAHMI dengan tema ‘Jalan Selamat Pilkada Serentak di Masa Pandemi Covid-19’, Rabu 7 Oktober 2020 malam. /Dok. DPD RI/

 

KEBUMEN TALK - Kasus penipuan terus marak di masyarakat. Modus yang dipakai pun beragam dari pinjaman online, investasi bodong, sampai program vaksinasi Covid-19.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA La Nyalla Mahmud Mattalitti berharap kasus penipuan tersebut diatasi secepatnya. Dirinya pun merangkul masyarakat untuk menghadapi dan berani melapor seluruh aksi penipuan.

La Nyalla menerangkan, kasus penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab ini memilih korbannya secara acak. Hal itu berarti siapa saja bisa menjadi korbannya.

Baca Juga: Link Live Streaming Kembalinya Raden Kian Santang Tayang Malam Ini Pukul 20.50 WIB di MNCTV

"Masyarakat harus waspada terhadap aksi penipuan. Apalagi aksi penipuan selalu memanfaatkan berbagai macam program yang sedang digulirkan. Bahkan, Polri menyebut ada ribuan penipu sudah bersiap memanfaatkan program vaksinasi Covid-19 untuk melakukan aksi kejahatannya," ungkapnya, di Jakarta, Kamis 4 Maret 2021 sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari situs PMJNews.com.

La Nyalla melanjutkan, untuk memperlancar aksinya pelaku sudah mengantongi sejumlah data korban. Contohnya, nama, nomor telepon, dan email.

"Dengan menjalankan modus operandi berpura-pura sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes). Pelaku mengaku bisa mempercepat antrian. Namun, ia meminta bayaran melalui transfer uang ke bank dan dilakukan via SMS atau telepon," sambungnya panjang lebar.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Indosiar Hari Ini 5 Maret 2021: Akan Tayang Hot Kiss

La Nyalla pun menyorot beberapa hal penting yang harus segera diperhatikan pemerintah.

"Pertama, masalah kebocoran data pribadi. Ini harus diperhatikan ya. Karena, pelaku mempunyai data pribadi calon korban. Masalah kedua yakni kepemilikan rekening bank, ini harus menjadi perhatian penting dari lembaga keuangan perbankan. Mengapa rekening bank digunakan untuk kejahatan," tuturnya menanyakan.

Dirinya pun berharap data yang ada bisa diintegrasikan dengan sektor terkait. Misalnya, KTP yang terintegrasi dengan kepemilikan rekening yang digunakan oleh penipu. Dengan demikian, pengungkapan kasus-kasus seperti ini menjadi lebih mudah dan cepat.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Kompas Hari Ini 5 Maret 2021: Akan Tayang Ngopi

Tak hanya itu, La Nyalla juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika mendapat SMS atau telepon penipuan.***

Editor: Muhammad Khasbi M.

Sumber: PMJNews

Tags

Terkini

Terpopuler