Baca Juga: Ayo Gapai Tiga Puluh Keutamaan di Bulan Suci Ramadhan
2. Munas Tarjih ke-31 tahun 2020 memutuskan bahwa ketinggian matahari berada di -18 derajat. Pandangan ini diperkuat dengan mayoritas ahli astronomi muslim klasik sejauh yang bisa diakses Majelis Tarjih. Begitu pula riset yang dilakukan Mohd Zambri Zainuddin dkk dari Malaysia
3. Sebagai perbandingan, sejumlah negara juga menggunakan kriteria awal waktu subuh pada ketinggian matahari -18 derajat seperti, Turki, Inggris, Perancis, Australia, Nigeria, dan Malaysia.
4. Perubahan awal waktu salat Subuh merupakan persoalan ijtihadi. Walau teks al-Quran dan al-Sunah telah memberikan suatu petunjuk, akan tetapi terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama dan ahli astronomi terkait anggitan awal waktu Subuh.
Baca Juga: Berikut Merupakan Orang yang Diwajibkan Puasa Ramadhan
5. Perubahan waktu Subuh ini bukan sekadar hitung-hitungan astronomis belaka, melainkan suatu ijtihad yang memiliki signifikansi, relevansi, dan urgensi dalam kehidupan manusia. Dengan adanya perubahan ini, Muhammadiyah berijtihad untuk menetapkan awal waktu ibadah secara akurat
1. Dalam penentuan jadwal salat, apalagi salat subuh, data astronomi terpenting adalah posisi matahari di sebelah timur dalam koordinat horizon, terutama ketinggian atau jarak zenit.https://t.co/rG2WWgzbIQ#WaktuSalat #Islam #Ibadah #Muhammadiyah— Muhammadiyah (@muhammadiyah) March 15, 2021
***