12 Juli: Hari Malala Dunia, Apa Artinya Bagi Kita?

- 12 Juli 2021, 19:42 WIB
Ketua PC PMII Kebumen, Imam Nur Hidayat.
Ketua PC PMII Kebumen, Imam Nur Hidayat. /Kebumen Talk/

KEBUMEN TALK - Tahun 1997 tepatnya tanggal 12 Juli, seorang gadis Pakistan Provinsi Khyber Pakhthunkhwa, di kota Mingora, distrik kecil Swat, lahir dengan nama Malala. Tepat 21 tahun ini, dunia melalui ketetapan Sekertaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon 2013 menyatakan hari ini sebagai Malal Days.

Setiap 12 Juli sejak 2013, dunia merayakan kelahiran Malala Si Gadis Pakistan.
Apa artinya bagi dunia? Malala sendiri menytakannya di depan Presiden Majelis Umum Vuk Jeremic, Utusan Khusus PBB untuk pendidikan Global Gordon Brown, dan 500 delegasi muda PBB dengan lantang:

“Hari ini bukanlah hariku. Hari ini adalah milik setiap perempuan, setiap anak laki-laki, dan segenap gadis yang berani bersuara tentang hak-hak mereka!”

Baca Juga: Polres Kebumen: Jangan Pernah Abai Prokes, Angka Covid-19 Kebumen Tinggi

Seperti yang kita ketahui, pada 9 Oktober 2012 Malala yang dikenal sebagai aktifis pendidikan perempuan ditembak tentara Taliban tepat di kepala dan lehernya, dan oleh karena hal itu Malala hampir saja meninggal sebelum akhirnya dapat diobati di Brimigham, Inggris.

Penembakan tersebut didahului dengan kritik Malala terhadap Taliban yang membuat perempuan tidak bisa mengakses pendidikan yang selevel dengan kaum laki-laki. Kritik Malala terhadap Taliban kelompok Islam bersenjata yang membatasi perempuan mengakses ruang sosialnya memang dianggap sangat berani.

Atas keberaniannya yang inspiratif itu, PBB mengganjar Malala dengan menjadikan hari kelahirannya sebagai pesan pada dunia.
Jika kita meminjam istilah McGregor (2008), bukan hanya narasi secara tekstual saja, pesan juga bisa disampaikan melalui hari peringatan.

Baca Juga: Bupati Kebumen Tinjau Vaksinasi di Desa Jatimalang Klirong

Dan secara eksplisit Malala menyampaikan apa pesan yang dikandung oleh Malala Days atau Hari Malala itu sendiri. Yakni peringatan bagi setiap perempuan muda untuk secara berani dan terbuka menyuarakan hak-hak mereka. Reuters dalam rilisannya menyebut 7 dari 10 korban perdagangan manusia adalah perempuan dewasa dan remaja.

Halaman:

Editor: Muhammad Mugi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah