Fenomena Embun Upas Kembali Muncul di Dataran Tinggi Dieng, Suhu Udara Minus 1 Derajat, Ini Kata BMKG

26 Juli 2022, 12:51 WIB
Embun upas muncul kembali di Dataran Tinggi Dieng pada Selasa, 26 Juli 2022 pagi / instagram @ora_alone

KEBUMEN TALK - Fenomena embun upas di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah kembali muncul.

Fenomena embun upas ini muncul pada Senin, 25 Juli 2022 dan pagi ini, Selasa, 26 Juli 2022.

Kabar tersebut disampaikan akun instagram @ora_alone, melalui unggahannya selama dua hari berturut-turut. Yakni Senin dan Selasa, 25-26 Juli 2022.

Baca Juga: Waduh, Seorang Jemaah Haji Asal Indonesia Kedapatan Merokok di Area Masjid Nabawi, Ini Kata PPIH Arab Saudi

Pada unggahan tersebut nampak foto rerumputan yang dipenuhi embun upas.

Rerumputan itu terlihat sangat cantik seperti dipenuhi salju.

"Dieng pagi ini kembali beku. Hamparan embun yang menjadi es berada di lapangan candi setyaki," tulis @ora_alone, Senin, 25 Juli 2022.

Kemudian, Selasa pagi @ora_alone kembali mengunggah foto rerumputan yang juga dipenuhi embun upas.

Bahkan pada unggahannya kali ini disertai keterangan suhu udara di daerah tersebut yang minus 1,10 derajat celcius.

Baca Juga: Spesial, Resep Kulit Ayam Goreng Krispi Tanpa Tepung, Ini Rahasia yang Dibagikan Chef Devina Hermawan

"26 Juli 2022. Pagi ini suhu di kawasan dieng kembali berada ada titik beku. Loc. dieng," unggahan @ora_alone, Selasa pagi.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sutikno, mengatakan kejadian Embun Upas merupakan fenomena yang dapat terjadi dan biasa terjadi tiap tahun.

Sejumlah faktor menjadi penyebab munculnya fenomena embun upas di Dataran Tinggi Dieng.

Yaitu memasuki bulan-bulan musim kemarau (Mei-September), anomali jika terjadi pada musim hujan.

Selanjutnya, suhu udara di bagian selatan Jawa Tengah terasa lebih dingin (biasanya suhu maksimum tidak lebih dari 30 derajat celcius).

Baca Juga: Banjir Rob Berpotensi Terjang Pesisir Selatan Kebumen dan Purworejo, BMKG Imbau Warga Waspada

Kemudian, di tempat kejadian langit cenderung bersih awannya (clear sky). Tidak terjadi hujan dan udara dekat permukaan lebih dingin saat malam hingga pagi hari.

Yakni mendekati atau bahkan dibawah 0 derajat celcius ini juga yang terjadi di Dataran tinggi Dieng.

"Rendahnya kelembaban udara baik di tempat kejadian maupun daerah di sekitarnya," kata Sutikno, dalam keterangannya, Selasa, 26 Juli 2022.

Menurutnya pada tahun 2022 embun upas terjadi lebih dini. Yakni di awal tahun 2022 tepatnya 4 Januari 2022.

"Ini merupakan suatu anomaly dari suatu kejadian embun upas yang disebabkan kondisi meteorologis saat itu memenuhi syarat terjadinya embun upas," terangnya.

Baca Juga: Ini Potensi Starting Line up Barcelona Jika Frankie de Jong Masih Tetap di Barcelona, Termasuk Lewandowski

Kemudian kejadian fenomena embun upas kedua di tahun 2022 terjadi pada tanggal 30 Juni 2022, dan yang terakhir disebutkan terjadi baru baru ini pada 25 Juli 2022.

Sutikno menjelaskan fenomena suhu dingin malam hari dan embun beku di lereng pegunungan Dieng lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

Pada saat puncak kemarau, umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa.

"Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan," terangnya.

Selain itu, lanjut dia, kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Baca Juga: Berikut 6 Pemain Arsenal yang Tak Disukai Pelatih Arteta untuk Skuad Musim Baru

Pada kondisi puncak kemarau saat ini di Jawa, beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diindikasikan akan berpeluang untuk mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 derajat Celsius.

Hal ini disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dari pada dataran rendah sehingga sangat cepat mengalami
pendinginan, lebih lebih pada saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan.

Uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput.

Air embun yang menempel dipucuk daun atau rumput akan segera membeku yang disebabkan karena suhu udara yang sangat dingin, ketika mencapai minus atau nol derajat, sehingga terjadilah embun upas/embun beku di daerah tersebut.

Baca Juga: Piala Australia 2022...Heidelberg United vs Brisbane Roar, Susunan Pemain, Prediksi Skor, Pratinjau

Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini.

"Yaitu daerah dataran tinggi Dieng, Gunung Semeru dan pegunungan Jayawijaya, Papua," pungkasnya.***

Editor: Sudarno Ahmad Nashori

Tags

Terkini

Terpopuler