KEBUMEN TALK - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata di Gaza sampai semua sandera yang ditangkap Hamas dibebaskan.
Pada hari Minggu, 5 November kemarin, Netanyahu menegaskan sikapnya yang menolak rencana gencatan senjata sampai 240 orang lebih yang disandera oleh Hamas dibebaskan.
"Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera. Hal ini harus dihilangkan sepenuhnya dari kosakata," kata Netanyahu, dikutip KebumenTalk.com dari Antara.
Netanyahu juga kembali menegaskan bahwa perang tak akan ia hentikan sampai mereka berhasil mengalahkan Hamas, pasukan militas asal Palestina.
"Kami akan terus melanjutkannya sampai kami mengalahkan mereka. Kami tidak punya alternatif lain," tegasnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, para menteri luar negeri dari Qatar, Arab Saudi, Mesir, Yordania, hingga Uni Emirat Arab telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Kota Amman, Yordania itu, mereka mencoba meminta bantuan Blinken untuk membujuk Israel agar mau melakukan gencatan sennjata.
Blinken sebelumnya juga telah mengunjungi daerah Tepi Barat dan bertemu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Dalam kunjungannya itu, Blinken mencoba untuk mencegah meluasnya konflik antara Hamas dengan Israel.
Namun ia menolak seruan gencatan senjata dengan alasan gencatan senjata akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali.
Akan tetapi ia berusaha meyakinkan Israel untuk menyetujui jeda di lokasi tertentu yang akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk didistribusikan di Gaza.***