Banjir Terjang Selandia Baru, 1.200 Penduduk Terancam Tidak Dapat Kembali ke Rumah

- 20 Agustus 2022, 15:38 WIB
Flooded properties in the Nelson region of New Zealand on Friday/Tangkapan Layar theguardian.com/Nelson Marlborough Rescue Helicopter.
Flooded properties in the Nelson region of New Zealand on Friday/Tangkapan Layar theguardian.com/Nelson Marlborough Rescue Helicopter. /Reuters

KEBUMEN TALK - Diguyur hujan selama empat hari tanpa henti, Selandia Baru terendam banjir. Sebanyak 411 rumah telah mengungsi.

Penduduk dievakuasi dari Nelson sebanyak 1.200 orang. Penduduk mengungsi ke Puncak Pulau Selatan, Selandia Baru.

Rachel Reese, Walikota Nelson, mengatakan kepada media bahwa untuk mengembalikan kondisi seperti semula perlu waktu bertahun-tahun.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Gelombang Setinggi 6 Meter Berpotensi Terjang Laut Selatan Jabar, Jateng dan DIY

Banjir yang menerjang Selandia Baru telah menyebabkan banyak kerusakan di jalan dan rumah.

Hujan yang datang terus-menerus selama empat hari menjadi penyebab banjir, selain itu cuaca basah juga memperburuk kondisi Lanskap di Selandia Baru.

“Saat ini, kondisi cuaca basah tidak sesuai dengan musim, ditambah aliran uap air yang berada di atas Selandia Baru sempit” jelas para ahli dikutip KebumenTalk.com dari Theguardian.com

Baca Juga: Super Praktis, Resep Mie Kuah Ayam Labu Siam ala Chef Devina Hermawan, Cukup Butuh Waktu 15 Menit Jadi

Alec Louverdis, Kontroler Kelompok Pertahanan Sipil Lokal merasa terpukul atas musibah besar yang menimpa Selandia Baru.

“Kerusakan yang saya lihat sangat memilukan, kemungkinan butuh waktu bertahun - tahun untuk memulihkan keadaan” kata Alec Louverdis.

Menurut Louverdis, pantauan cuaca agak membaik. Namun, ancaman bahaya tanah longsor menghambat upaya untuk memulangkan orang dengan aman ke rumah mereka.

Baca Juga: Jelang Hari Jadi ke-393 Kabupaten Kebumen, Pusaka Puser Bumi dan Tombak Kiai Biring Dijamas, Ini Ritualnya

Dr. Daniel Kingston, dosen geografi di Universitas Otago mengatakan penyebab banjir di Selandia Baru dipengaruhi oleh perubahan iklim.

“Perubahan iklim dan pemanasan suhu udara pada permukaan laut kemungkinan memainkan peran atas meluapnya sungai atmospheric” Jelas Daniel Kingston.

“Hal ini terkait dengan jumlah debit air sungai atmospheric yang lebih tinggi dari biasanya, padahal sungai ini jarang memiliki debit air yang tinggi saat musim dingin” sambung Daniel Kingston.

Baca Juga: Rincian Lengkap Harga Emas Antam dan UBS Terbaru di Pegadaian Hari Ini Sabtu 20 Agustus 2022, Mulai 0,5 Gram

Dr. Daniel Kingston, menambahkan cuaca yang ekstrim di Selandia Baru juga disebabkan karena sungai atmospheric mengalami kenaikan suhu, sehingga meningkatkan kelembaban dan memungkinkan terjadinya hujan lebat.***

Editor: Muhammad Mugi

Sumber: theguardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x