Manfaat Puasa: Mengobati Berbagai Ragam Penyakit

- 22 April 2021, 20:46 WIB
Hadits tentang tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah seringkali salah diartikan sebagian umat muslim.
Hadits tentang tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah seringkali salah diartikan sebagian umat muslim. /Freepik/feelinglucky

KEBUMEN TALK - Puasa dapat mengobati penyakit seperti influeza, bronkhitis, diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.

Sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari berbagai sumber, berikut ini dipaparkan lebih lanjut manfaat puasa secara ilmu pengetahuan dan kedokteran:

1. Puasa Memperbaiki Sel Yang Rusak

Baca Juga: Kapolda Metro Dihadiahi Penghargaan Karena Berhasil Ungkap Penjualan Satwa Liar

Asam amino adalah zat yang membentuk infra struktur sel-sel tubuh. Pada saat berpuasa, asam amino yang baru terbentuk dari makanan ini berkumpul dengan asam-asam hasil proses pencernaan sebelum didistribusikan kembali kedalam tubuh dan akan terjadi format ulang.

Dr. Abdul Jawwad Ash-Shawi mengatakan bahwa pada saat berpuasa, pembentukan sel-sel dilakukan kembali setelah proses-proses pencernaan, kemudian didistribusikan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sel-sel tubuh. Dengan demikian, terbentuklah gugus-gugus baru untuk sel-sel, yang merenovasi strukturnya dan meningkatkan kemampuan fungsional kinerjanya, sehingga menghasilkan kesehatan bagi tubuh manusia.

Pola makan saat puasa tetap dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol dan yang lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal didalam hati. Jumlah sel yang mati didalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi.

Baca Juga: AY Ditetapkan Sebagai Tersanka Atas Kasus Money Gain

2. Puasa Membersihkan Tubuh dari Racun

Pada saat berpuasa, lemak-lemak yang disimpan pada tubuh dalam jumlah besar dipindahkan ke hati sehingga dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati. Dari proses ini dikeluarkan racun-racun yang meleleh di dalamnya, kandungan racunnya dimusnahkan, kemudian dibersihkan bersama kotoran-kotoran tubuh. Proses detoksifikasi ini akan lebih baik apabila cukup meminum air putih pada saat malam hari dan sahur.

Sedangkan penghentian konsumsi air selama puasa akan sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air ketika puasa akan meminimalkan volume air dalam darah yang memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.

3. Puasa Membuat Awet Muda dan Panjang Umur

Baca Juga: Para Dokter Diminta Menkes Ubtuk Sedia Buka Layanan Vaksinasi di Rumah

Allan Cott, M.D., menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku “Why Fast” membeberkan berbagai hikmah puasa, diantaranya puasa membuat seseorang melihat merasa lebih muda dan memperlambat proses penuaan.

Dr. Yuri Nikolayev direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan: “what do you think is the most important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting.” Yang artinya “menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional”.

Penelitian endokrinologi menunjukan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif akan menjadi beban dalam proses asimiliasi makanan didalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penurunan hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.***

Editor: Fathurohman Wahid

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah