KEBUMEN TALK - Agus Suroso merupakan anak petani di pesisir pantai selatan Kabupaten Kebumen, Bapaknya yang telah pergi untuk selama-lamanya di tahun 2009 menjadikannya sebagai tulang punggung keluarga sebab kedua kakaknya merantau.
Kehidupanya semenjak itu menjadikan ia harus berfikir keras guna menghidupi ibu dan adiknya yang masih kecil.
Sebelum kuliah ia pernah menjadi kuli pengepak ikan di pasar, bahkan ia juga pernah menjadi nelayan di desa pasir.
Baca Juga: Sembilan Anggota Baru Ombudsman RI Dilantik Presdien Jokowi
Tidak hanya itu, di usia yang masih cukup dini ia juga berusaha menjadi pengepul Pisang untuk di jual di luar kota, hingga di akhir tahun 2012 ketika gunung merapi meletus ia tidak lagi menjadi pengepul.
Selain itu, ia juga membeli gula merah kepada para petani, sebab di wilayah kecamatan kebumen merupakan penghasil gula merah terbesar hingga saat ini.
Agus Suroso merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ia lahir di desa Karangbolong, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.
Baca Juga: Mencari Barang Bukti, Kejari Gladah Kantor PD BPR BKK Kebumen
Ayahnya bernama Mad Dahlan hanyalah seorang petani, dan Ibu nya seorang pedagang kecil di desa.
Lulus dari MI MTs Nurul Istiqomah (1997-2003), Agus Suroso lantas melanjutkan pendidikannya ke MTs Plus Nururrohmah Kuwarasan (2003-2005) lalu meneruskan ke MA Assidiqiyah (2009-2012) lalu masuk perguruan tinggi IAINU Kebumen 2013-2017 hingga Universitas Indonesia (2018-2021).
Selama di IAINU Kebumen, Agus Suroso pernah menjadi Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Joko Sangkrip 2015-2016.
Baca Juga: Berikut Bantahan Ayah Nisa Sabyan Soal Tudingan Peretak Rumah Tangga Ayus
Kemudian Agus Suroso menjadi Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Kebumen 2016-2017.
Agus Suroso prenah masuk dalam jajaran ANSOR Buayan (2013-2018) dan kini menjabat sebagai Ketua JPPR Kebumen (2020-Sekarang).
Sebelum itu, Agus Suroso pernah menjadi Koordinator Pesantren Semarang (Persatuan Santri Kebumen-Semarang) 2010-2015.***