Tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji di Tambaklorok, Wali Kota Semarang: Ini Salah Satu Cara Nguri-uri Budaya

- 4 Juni 2024, 09:00 WIB
Sebanyak Lebih dari 500 Kapal Antusias Meriahkan Tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji di Tambaklorok
Sebanyak Lebih dari 500 Kapal Antusias Meriahkan Tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji di Tambaklorok /Mbak Ita sedekah laut/

 

KEBUMEN TALK - Sebanyak 500 kapal nelayan memeriahkan tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji yang berlangsung di Kampung Nelayan Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah.

Acara yang dilakukan pada Minggu, 2 Juni 2024 kemarin itu merupakan bagian dari upaya melestarikan tradisi yang sempat terhenti akibat pandemi.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajaran forkopimda ikut serta dalam prosesi larung sesaji.

Mereka melarungkan kepala kerbau dan berbagai makanan tradisional ke tengah laut sebagai bentuk penghormatan dan permohonan berkah.

Baca Juga: Tengah Asyik Pesta Miras, Polres Kudus Amankan Sejumlah Remaja di Dua Lokasi

"Saya merasa sangat bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat nelayan Tambaklorok yang tetap menjaga kelestarian tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji," kata Hevearita, dikutip KebumenTalk.com dari ANTARA.

Menurut Ita, sapaan akrabnya, sedekah laut ini tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang menjadi sumber penghasilan para nelayan.

Akan tetapi juga sebagai permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keberkahan, keselamatan, dan kelancaran dalam melaut.

"Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal yang harus kita pelihara bersama," tambah Ita.

Baca Juga: Spoiler Blue Lock 264 : Masa Lalu Kiyora dan Kebangkitan Ness, Simak Selengkapnya!

Ita juga menekankan pentingnya peran nelayan sebagai garda terdepan dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut.

"Melalui tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji ini, kita diingatkan untuk selalu menjaga kelestarian ekosistem laut dan alam," ujarnya.

Ita berharap para nelayan diberi keselamatan saat melaut, mendapat tangkapan ikan yang melimpah, dan mencapai kesejahteraan dari pekerjaannya.

"Ini menjadi salah satu cara nguri-uri budaya, menghormati leluhur, melalui kegiatan tradisional seperti ini. Ini merupakan momentum untuk semakin meningkatkan rasa syukur, kepedulian, dan tanggung jawab kita bersama terhadap kelestarian laut," katanya.

Baca Juga: Pencari Rumput Tersambar KA, Peristiwa itu Tepat di Depan Mata Sang Anak

Lebih lanjut, Ita mengusulkan agar Sedekah Laut Larung Sesaji dijadikan agenda tahunan dalam kalender event Pemerintah Kota Semarang.

"Ini bisa jadi event tahunan, dan jadi destinasi wisata baru, Sedekah Laut Larung Sesaji," ujarnya.

Ketua panitia Sedekah Laut, Suwartono mengungkapkan bahwa kegiatan ini sempat berhenti selama empat tahun karena pandemi.

"Alhamdulillah bisa berjalan lagi, meskipun hasil swadaya masyarakat dan nelayan. Tahun sebelumnya hanya sekadar 'selametan' (syukuran) saja. Ini merupakan bentuk nguri-uri budaya," kata Suwartono.

Baca Juga: Wanita Spanyol vs Denmark Wanita, Prediksi Skor, Berita Tim, Head to Head dan Lainnya 4 Juni 2024

Prosesi Sedekah Laut melibatkan pelarungan kepala kerbau bersama sesaji dan makanan tradisional, setelah dilakukan doa bersama oleh para nelayan dan masyarakat Tambaklorok.

"Ada 500 perahu yang ikut. Harapannya kami semua khususnya nelayan bisa mendapatkan tangkapan yang berlimpah di laut, mudah-mudahan tidak ada halangan apapun," ujar Suwartono.

Ia juga berharap kegiatan Sedekah Laut Larung Sesaji bisa menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Semarang sehingga dapat dianggarkan dalam APBD.

"Harapan kami, Sedekah Laut Larung Sesaji dapat terus dilaksanakan setiap tahun dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah," tambahnya.***

Editor: Miftakhul Arifin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah