Korban Makin Bertambah, Myanmar Kian Mencekam dengan Jumlah Korban Capai Ratusan Orang

30 Maret 2021, 14:40 WIB
Kondisi jalanan di Myanmar yang masih terjadi pembakaran. /Reuters/Stringer

 

KEBUMEN TALK - Banyak korban berjatuhan di saat konflik Myanmar Samapi saat ini.

Korban banyak mengalami luka-luka bahkan sampai harus kehilangan nyawa merek

Sebagaimana diketahui, sedikitnya 510 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Baca Juga: Cek Ramalan Zodiak Bintang Gemini dan Cancer untuk Mingguan 29 Maret - 4 April 2021, Semoga Baik-Baik Harinya!

Sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari situs ANTARA pada Selasa 30 Maret 2021, dari 14 orang yang terbunuh di Myanmar pada Senin 29 Maret 2021, sedikitnya delapan orang berada di distrik Dagon Selatan, Yangon, di mana pasukan keamanan menembakkan senjata kaliber yang jauh lebih berat dari biasanya untuk membersihkan barikade kantong pasir, kata para saksi mata.

Televisi pemerintah mengatakan pasukan keamanan menggunakan "senjata anti huru hara" untuk membubarkan kerumunan "teroris yang kejam" yang menghancurkan trotoar dan menyebabkan satu orang terluka.

Seorang warga Dagon Selatan pada Selasa mengatakan lebih banyak tembakan terdengar di daerah itu semalam, dan meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak korban.

Baca Juga: Cari Tahu Ramalan Zodiak Aries dan Taurus Seminggu 29 Mart - 4 April 2021, Banyak Hal yang Harus Dilewati Anda

Dalam taktik baru, pengunjuk rasa berusaha untuk meningkatkan kampanye pembangkangan sipil pada Selasa dengan meminta penduduk membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama.

"Aksi mogok sampah ini adalah aksi menentang junta," demikian tertulis pada sebuah poster di media sosial.

Salah satu kelompok utama di balik gerakan unjuk rasa, Komite Pemogokan Umum Nasional, telah meminta pasukan etnis minoritas untuk membantu mereka yang melawan "penindasan yang tidak adil" dari militer.

Baca Juga: 2 Pelaku Dibekuk Polisi setelah Curi Barang Berharga di Rumah Mewah di Jakarta Barat

Sebagai tanda bahwa seruan itu mungkin mendapatkan lebih banyak daya tarik, tiga kelompok merilis surat terbuka pada Selasa untuk meminta militer berhenti membunuh pengunjuk rasa damai dan menyelesaikan masalah politik.

Kelompok yang terdiri dari Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar, Tentara Arakan, dan Tentara Pembebasan Nasional Taang memperingatkan jika militer tidak menanggapi seruan itu, maka mereka "akan bekerja sama dengan semua bangsa yang bergabung dengan revolusi Myanmar dalam hal pertahanan diri."

Pemberontak dari berbagai kelompok etnis telah berperang dengan pemerintah pusat selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar. Meskipun banyak kelompok telah setuju untuk gencatan senjata, pertempuran telah berkobar dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pasukan di timur dan utara.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Prediksi Gibraltar vs Belanda dan Link Live Streaming

Militer Myanmar selama beberapa dekade membenarkan cengkeramannya pada kekuasaan dengan mengatakan bahwa militer adalah satu-satunya institusi yang mampu menjaga persatuan nasional.

Militer merebut kekuasaan dengan menuduh bahwa pemilu November tahun lalu, yang dimenangkan oleh partai pemenang Nobel Aung San Suu Kyi, curang.***

Editor: Muhammad Khasbi M.

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler