KEBUMEN TALK - Industri kecil dan menengah (IKM) dalam bertransformasi digital terus didampingi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sehingga mampu mengimplementasikan teknologi industri 4.0 dalam produksinya guna meningkatkan daya saing, mendongkrak produktivitas, serta efisiensi biaya, energi, dan waktu.
"Bukti nyata implementasi menuju industri 4.0 yang dilakukan sektor IKM, salah satunya adalah inovasi mesin penggoreng keripik tempe yang dimanfaatkan oleh IKM keripik tempe Sanan di Malang oleh startup Tempeniza," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati WIbawaningsih di Jakarta, Kamis, 26 November 2020.
Sebagaimana dikutip KebumenTalk.com dari ANTARA, Malang, kata Ia dikenal sebagai salah satu kota penghasil tempe dengan sentra keripik tempe Sanan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Baca Juga: 2030, Khayam: Proses Produksi Industri Petrokimia Diharapkan Sudah Jalan
"Sebelum pandemi, sentra keripik tempe di Malang ini mampu menampung lebih dari 500 pelaku IKM tempe, dengan sirkulasi per hari mencapai Rp1 miliar dan kapasitas produksi bisa mencapai 30 ton dalam sehari," kata Gati melalui keterangan tertulis.
Pada hackathon kompetisi Startup4indusry tahun 2019, Gati mengemukakan mesin konveyor penggoreng keripik tempe ini merupakan jawaban permasalahan sentra keripik tempe Sanan yang diangkat.
“Sentra keripik tempe Sanan membutuhkan peningkatan produktivitas dan terdapat permasalahan terkait dengan terbatasnya tenaga kerja berpengalaman. Inovasi mesin konveyor ini mampu memberikan hasil yang lebih cepat dengan jumlah yang banyak, dan keterampilan yang mudah dipelajari," ungkapnya.
Baca Juga: Antisipasi PHK Besar-Besaran, Menperin: Investasi di Bidang Industri Harus Terus Digalakkan
Kata Gati, proyek implementasi industri 4.0 di IKM, dapat dimulai dengan peningkatan teknologi produksi dengan menggunakan kontrol otomasi sehingga kualitas produk dapat terjaga.