Maka dari itu jangan kaget jika tidak menemukan satu pun pekerja yang masih berusia muda di pabrik ini.
Melainkan para pekerja dengan usia 65 tahun hingga 90 tahun.
"Yang bekerja itu dari awal berdirinya rokok Sintren sampai sekarang. Tidak ada pensiun, selama sehat boleh bekerja ya terus," tutur Edi Hendrawanto.
Saat Edi pertama dipercara meneruskan usaha keluarga ini pada 1988, Pabrik Sintren memiliki 1.200 karyawan. Saat ini tinggal 50-an karyawan.
"Lama-lama berkurang karena meninggal dunia. Saya belum pernah merekrut karyawan," katanya.
Hal yang sangat menakjubkan karena pekerja yang mengoperasikan alat pemotong kertas, pengelola bahan baku, keuangan, hingga para pelinting rokok sudah banyak yang bungkuk, berkulit kriput, dan rambut penuh dengan uban.
Para pekerja di perusahaan rokok klembak menyan ini, mulai bekerja dari pukul 06.00 hingga 13.00 WIB.
Orang tua Edi, Agus Subianto berpesan agar Edi tidak memecat para karyawan yang bekerja di sini, orang tua Edi mengatakan telah banyak utang budi dengan mereka.
Baca Juga: Berikut Daftar Nama dan Asal Sekolah 24 Paskibraka yang Bertugas di Upacara HUT ke-77 RI di Kebumen