Kelaparan Ekstrim Melanda Afrika, FAO: 282 Juta Orang Menderita

- 21 September 2022, 21:38 WIB
Ilustrasi anak-anak di Afrika yang mengalami krisis pangan
Ilustrasi anak-anak di Afrika yang mengalami krisis pangan /consolerCreative/Pixabay

KEBUMEN TALK - Dunia sedang mengalami gejolak dengan diterpa cuaca ekstrim sepanjang 2022.

Kekeringan yang melanda Afrika menyebabkan dampak kelaparan.

Kelaparan kini melanda negara Afghanistan, Ethiopia, Sudan Selatan, Somalia, dan Yaman.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Purwokerto Hari Ini Kamis 22 September 2022, Cek Selengkapnya

Hal ini diperparah dengan adanya krisis global yaitu perang Ukraina dan Rusia serta Pandemi Covid 19.

Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, menyampaikan kelaparan mencapai 282 juta orang dan dengan cepat menyebar keseluruh dunia.

Bahkan menurut FAO dampak kelaparan akan mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.

“Kekeringan parah di tanduk Afrika telah mendorong orang - orang ke jurang kelaparan. Kerawanan pangan akut meningkat dengan cepat dan menyebar keseluruh dunia” ujar Kepala FAO dikutip KebumenTalk dari ANTARA.

Baca Juga: Prediksi Prancis vs Austria, Pratinjau, Berita Tim, Susunan Pemain, Prediksi Skor dan Lainnya

“Tanpa respon kemanusiaan yang ditingkatkan secara besar-besaran, situasinya mungkin akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang” sambung Kepala FAO menjelaskan.

Selain itu perang Ukraina dan Rusia meningkatkan dampak kenaikan harga pupuk dan gandum sehingga hal ini memperparah kondisi kelaparan yang terjadi.

Ukraina adalah negara terbesar yang ke-4 sebagai negara penghasil biji-bijian, sedangkan Rusia menempati urutan ke-3 ekspor biji-bijian dan urutan pertama pengekspor pupuk di dunia.

Akibatnya berdampak pada aturan moneter yang semakin ketat mengingat harga makanan, bahan bakar, dan pupuk yang melambung tinggi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 22 September 2022, Waspada Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat

Sehingga biaya kredit negara - negara dengan penghasilan rendah semakin meningkat, dan impor ke negara tersebut menjadi terbatas.***

Editor: Sudarno Ahmad Nashori

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x